MENGANTISIPASI RADIKALISME DENGAN PEMAHAMAN KOMPREHENSIF TENTANG CARA BERPIKIR RADIKAL SEBAGAI GERAKAN LITERASI SASTRA DAN BUDAYA BAGI TARUNA AKPOL

  • Mulyono Mulyono Universitas Negeri Semarang
Keywords: radikalisme, cara berpikir radikal, filsafat, literasi sastra dan budaya

Abstract

Sebenarnya, pengertian radikalisme berbeda dari cara berpikir radikal. Akan tetapi, seringkali terjadi kesalahpahaman di masyarakat. Dalam perspektif agama, radikalisme berkaitan dengan kelompok atau golongan tertentu yang suka memaksakan kehendak kepada orang lain tentang suatu paham atau keyakinannya, bahkan dengan cara kekerasan dan mengganggu ketertiban umum. Radikalisme juga dapat dipicu lantaran sentimentalisme suku, ras, budaya, dan lain-lain. Berpikir radikal adalah cara berpikir untuk memahami sesuatu sampai ke akar permasalahannya, yang dalam ranah filsafat dikatakan sebagai upaya memperoleh kebenaran sejati, hakikat, sehingga selalu kritis dan analitis dalam menyikapi berbagai macam fenomena. Radikalisme sangat membahayakan keutuhan NKRI, sedangkan berpikir radikal adalah berpikir filsafati yang penting untuk menemukan kebenaran dan mengembangkan keilmuan. Upaya penanggulangan radikalisme sering dilakukan dengan pendekatan militeristik. Pendekatan sastra dan budaya menarik dikembangkan untuk mengantisipasi radikalisme. Oleh karena itu, Taruna Akpol sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa dan negara di masa depan penting untuk diberikan literasi sastra dan budaya sehingga akan menjadi polisi yang mampu bergandeng tangan dengan kaum kritis, penjaga demokratisasi, tetapi taktis dalam menindak perilaku radikalisme di masyarakat.

Published
2022-10-31
How to Cite
Mulyono, M. (2022). MENGANTISIPASI RADIKALISME DENGAN PEMAHAMAN KOMPREHENSIF TENTANG CARA BERPIKIR RADIKAL SEBAGAI GERAKAN LITERASI SASTRA DAN BUDAYA BAGI TARUNA AKPOL. Tanggon Kosala, 11(2), 485-501. Retrieved from http://journal.akpol.ac.id/index.php/tanggonkosala/article/view/498