PEMANFAATAN MANTAN NAPITER SEBAGAI INFORMAN UNTUK MENCEGAH RADIKALISME

  • Mukh Doyin Universitas Negeri Semarang
Keywords: informan, radikalisme, ekstrimisme, terorisme

Abstract

Radikalisme sebenarnya memiliki makna yang netral, tetapi di Indonesia selalu dilekatkan dengan isu terorisme. Oleh karena itu radikalisme kemudian bermakna negatif dan identik dengan kekerasan atau bahkan dipersepsikan sebagai antisosial. Gerakan radikalisme saat ini telah merambah ke berbagai sektor kehidupan di Indonesia terutama dalam kelompok yang paling strategis, yakni sekolah. Pada usia anak sekolah yang masih labil, anak dengan sangat mudah dipengaruhi karena mereka sedang mempunyai semangat tinggi mencari jati diri dan eksistensi. Menghadapi kondisi seperti ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta jajarannya supaya melakukan upaya serius untuk mencegah meluasnya gerakan radikalisme. Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) sebagai lembaga yang dibentuk untuk menanggulang terorisme (termasuk di dalamnya radikalisme) telah melibatkan mantan napiter untuk menangulangi radikalisme ini. Pertimbangan yang digunakan dengan memanfaatkan mantan napiter sebagai informan dalam pencegahan radikalisme, bahkan sebagai informan kunci adalah sebagai berikut. Pertama, mantan napiter adahal orang yang sangat mengetahui dunia radikalisme. Pengalamannya mulai dari perekrutan sampai penggemblengan dirinya hingga mempunyai keahlian yang tinggi adalah kompetensi yang mereka miliki. Bahkan boleh dikatakan mereka adalah ahli dalam paham demikian. Kedua, mereka terlibat dan/atau pernah terlibat di dalamnya. Pengalaman yang dimiliki mantan napiter dalam dunia radikalisme atau bahkan mungkin sampai kepada terorisme semakin mempertajam pengetahuan mereka tentang paham ini; sehingga kalau kita gunakan sebagai informan kunci ada harapan banyak informasi penting yang dapat kita peroleh.

Published
2022-10-31
How to Cite
Doyin, M. (2022). PEMANFAATAN MANTAN NAPITER SEBAGAI INFORMAN UNTUK MENCEGAH RADIKALISME. Tanggon Kosala, 11(2), 471-484. Retrieved from http://journal.akpol.ac.id/index.php/tanggonkosala/article/view/497